Hari Anak Nasional di NTB Yang Bersahaja, Dan Presiden Jokowi Yang Tak Hadir


Saya menyaksikan langsung acara Hari Anak Nasional yang diselenggarakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Hadir di sana adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Puan Maharani, Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. Muhammad Zainul Majdi, para Bupati/Walikota dan tentunya anak-anak Indonesia yang berwajah ceria.

Tidak ada kursi empuk di sana. Yang disediakan hampir seluruhnya kursi yang terbuat dari bambu. Tidak ada tenda mewah berpendingin udara. Yang ada adalah payung berwarna merah putih laksana bendera negara yang menghiasi suasana. Meriah namun sederhana. Ramai namun penuh dengan semangat nasionalisme anak-anak Indonesia yang membara.

Siapa kita? Anak Indonesia! Anak Indonesia? 100% Cinta Indonesia. Demikianlah yel-yek anak-anak Indonesia yang dengan lantang dan semangat diteriakkan dengan membahana.

Sampai-sampai Puan Maharani dalam awal-awal sambutannya mengatakan bahwa acara dengan 'infrastruktur sederhana' ini baru pertama kali dirasakannya. Betapa tidak, masing-masing memegang payungnya sendiri-sendiri. Tidak ada ajudan yang memegangkan. Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, para pejabat tingkat pusat dan daerahsama perlakuannya dengan rakyatnya. Memegang payung sendiri kalau kepanasan. Sungguh menarik diperhatikan.

Saya baru 'sadar' bahwa kehadiran Puan Maharani selaku Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia hadir mewakili Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada saat sambutan dari Gubernur NTB dan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak. Mereka berdua menyebutkan: "Kepada yang kami hormati Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh Ibu Menteri...". Ya, ternyata sedianya Presiden datang dan menghadiri pesta anak-anak Indonesia ini.

Saya kemudian bertanya kenapa? Dan kemudian, pertanyaan saya semakin bertambah ketika mengetahui justru Presiden Joko Widodo dipastikan hadir di acara Silaturahmi Nasional dan Halal Bi Halal Relawan Jokowi.

Ah sudahlah. Mungkin Hari Anak Nasional yang adalah agenda negara tidak lebih penting daripada Silatnas dan Halal Bi Halal Relawan-nya. Hanya saja saya kasihan kepada anak-anak Indonesia yang merayakan harinya, ternyata mereka adalah 'warga negara kelas dua' yang prioritasnya tidak lebih penting daripada relawan pemenangan pemilihan presiden tahun yang lalu dan (tentu saja) pemilihan presiden yang akan datang.

Anak-anakku, tetaplah bergembira ya. Usahlah bersedih Pak Presiden tidak menemuimu. Kamulah yang akan menemui anak-anak Indonesia esok waktu. Sebagai pemimpin negara. Sebagai pemimpin pemerintahan. Sebagai pemimpin anak-anak dan rakyat Indonesia. Kamulah Presiden Republik Indonesia itu.

Ukir karya dan prestasimu untuk negeri kita tercinta, Indonesia. Karena masa depan Indonesia, bukan diestafetkan kepada generasi-generasi tua saat ini. Tapi kepada generasi-generasi muda sepertimu saat nanti.


‪#‎SelamatkanIndonesia‬

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hari Anak Nasional di NTB Yang Bersahaja, Dan Presiden Jokowi Yang Tak Hadir "

Posting Komentar