Erdogan dan Strategi Kedaulatan


 "Ada dua cara untuk menaklukkan dan memperbudak suatu bangsa. Satu dengan pedang, lainnya dengan utang." --John Adams, 1735-1826.

Turki adalah kekuatan ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa setelah Jerman dan Inggris. Tahun 2023 Turki bertekad menggeser posisi Jerman. Bila berhasil menggantikan posisi Jerman maka Turki menempati urutan nomor tiga kekuatan ekonomi dunia setelah China dan Amerika.

Erdogan dan AKP telah berhasil mentranformasikan Turki menjadi negara maju, modern, dan makmur. Sebuah prestasi dan keberhasilan (injaazaat) yang tidak bisa dilakukan kaum sekular dan kiri selama setengah abad mereka menguasai Turki.

Tentu saja negara dengan kekuatan ekonomi sebesar Turki akan mampu membangun kekuatan militer yang besar dan memberikan deterrent effect.

Posisi militer Turki di tingkat dunia sekarang cukup terhormat dan berwibawa. Turki menempati urutan keenam dunia. Di dalam NATO militer Turki adalah terbesar kedua setelah Amerika. Angkatan Laut Turki di kawasan laut tengah juga termasuk terbesar dan sejajar dengan Perancis. Tahun 2023 (tepat seabad runtuhnya Khilafah Utsmaniyah) Turki bertekad menjadi kekuatan militer khilafah class yang sejajar dengan Amerika, Rusia, dan China.

Industrimiliter dan pertahanan Turki sekarang bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan. Dan tahun 2023 dijadikan sebagai tonggak pencapaian.

Genap satu abad di tahun keruntuhan Khilafah Ottoman, Turki dengan kekuatan ekonomi dan militer khilafah class akan menjadi kekuatan utama dunia.

"Umat yang makan bukan dari hasil yang mereka tanam. Bersandang bukan dari apa yang mereka produksi. Dipastikan menjadi bangsa boneka yang mudah didikte."

"Pemimpin yang gampang melecehkan ajaran agama. Tidak peduli pada akidah. Maka dipastikan, ia pemimpin cacat yang menghinakan agama dan rakyatnya."

Nampaknya. Petuah bijak Arab klasik di atas, menjadi inspirasi seorang pemimpin visioner, Presiden Erdogan. Dalam benaknya terpajang cita-cita besar: membangkitkan kejayaan Islam dan umatnya.

Erdogan sedang "ngebut" merealisasikan kedaulatan Turki di bidang militer, pertanian, energi, obat-obatan, pangan, dan industri.

Upaya kudeta militer yang gagal adalah upaya untuk menghadang laju Erdogan dan Turki menjadi kekuatan dunia.

Namun, Allah SWT punya rencana lain. Kudeta gagal justru menjadi blessing in disguise "berkah" bagi Turki untuk mengokohkan persatuan rakyat dan membersihkan "kanker" (unsur pengkhianat) dari tubuh Turki.

Insya Allah, pasca kudeta justru Turki makin kuat. Menuju Visi 2023.

***

Nah, kalau di Turki sedang menuju negara super power, bagaimana dengan negara kita?

Apakah makin kuat berdaulat, atau makin banyak utang?

Ingat...

"Ada dua cara untuk menaklukkan dan memperbudak suatu bangsa. Satu dengan pedang, lainnya dengan utang." --John Adams, 1735-1826.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Erdogan dan Strategi Kedaulatan "

Posting Komentar